Jumat, 23 April 2010

Jayalah Negeriku dgn Ibadah

Jam 03-an dinihari, Kun Syafi'i menjadi Malaikat yang ngebangunin saya. Alhamdulillah, inilah fadhilah punya bayi. Jadi alarm hidup untuk tahajjud. Sebagaimana Wirda dulu, kakaknya Kun, yang saya tulis di buku Kun Fayakuun, Allah hadiahkan alarm hidup untuk kami bangun tahajjud, witr, dan shubuh.

Tidak ada yang istimewa. Saya bangun. Bersama istri, saya nyiapin susu Kun Syafi'i. Nyempetin ngelongok kamar anak yang laen; Wirda dan Qumii. Dua-duanya masih pulas tertidur. Mengingat amanah Rasul, untuk membagi cahaya shalat sunnah dan tilawah al Qur'an di rumah, saya berusaha shalat sunnah dan baca al Qur'an di rumah. Disambung lagi nanti di pondok.

Subhaanallaah, abang Kun yang nangis, begitu pamitan, senyum, dan ngambil posisi tidur lagi. Indah banget. Betapa Allah memberikan kemudahan bagi siapa hamba-Nya yang mau menghamba pada-Nya.

Di 1/3 malam yang terakhir, saya jalan ke pondok, sambil tersenyum melihat barisan anak-anak yang pada juga bergegas shalat tahajjud, sebagaimana mereka bergegas menuju shalat Jum'at. Masya Allah. Betul-betul ini barang mahal yang udah lumayan hilang di negeri ini.

Terima kasih ya Allah. Hadiahkan seluruh amal ini juga untuk orang-orang tua kami, jamaah-jamaah kami yang sedang butuh doa kami, keluarga kami, anak-anak keturunan kami, dan segenap kaum muslimin di tanah air, dan untuk negeriku yang sedang merayakan hari ulang tahun negeri ini yang ke-63.

Saya berdoa juga untuk negeri kita, agar Allah meringankan negeri ini untuk bangun malam. Hanya dengan cara kembali kepada Allah, yang salah satunya adalah dengan menegakkan dan menghidupkan bangun malam, Indonesia bisa jaya kembali, bisa selamat dari perpecahan, bisa keluar dari segala kesulitan, bisa membangun dan menata negeri ini. Omong kosong segala rencana dan ikhtiar kita melepas diri dari kesulitan, andai Allah tidak dilibatkan dan tidak diperhatikan.

Insya Allah, pun saya doakan negeri ini, bangsa ini, agar ramai shubuh berjamaahnya, cinta shalat sunnah dhuha, susah untuk tdk berjamaah, berat untuk meninggalkan qabliyah ba'diyah, dan ringan bersedekah. Mudah-mudahan Allah mencintai negeri ini dan berkenan membukakan segenap keberkahan yang bermanfaat.

Subhaanallaah, jayalah negeriku, jayalah bangsaku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar